¤RASA TAK BERNAMA¤ Rembulan tiada kunjung datang hingga langitpun tak nampak terang hanya diterangi kerlip bintang yang terkadang hilang tersapu awan Tiada lagu yang berdendang dan tiada irama kudengarkan namun hati ini begitu riang karena kerap kita saling berpandangan meski kita tak berdekatan layaknya sejoli yang kasmaran namun tetap kita berbagi senyuman dan hati ini semakin deg degan sejenak tiada percakapan hanya terdiam menanti sebuah awalan duduk kita diseberang jalan tanpa hidangan ataupun minuman Aku sendiri tak mengerti yang aku rasakan baru sehari kita berkenalan itu pun tiada sebuah perencanaan mungkin hanya sebatas kebetulan namun ada sebuah rasa yang tak mampu ku menjabarkannya karena rasa itu seperti embun pagi hadirkan kesejukan dalam hati hati yang lama menanti setelah lama kemarau menghampiri sungguh tetesan itu sangat berarti hingga membuat ku tetap senang lewati jalan yang berlubang atau pun menerobos gemercik hujan untuk sekedar berjumpa dan berbincang dengan dirimu yang hadir di setiap lamunan meski kutahu ini takkan lama karena esok atau lusa engkau harus berangkat segera menjemput asa dalam devisa dari itu aku tiada berani untuk ungkapkan apa yang kurasakan ini karena aku tak mau jadi resah dalam perjalananmu namun sungguh tiada kuduga rasa tak bernama ini kian menggelora siang malam kucoba mengusirnya namun malah semakin deras rasanya memang kian lama perlahan mulai kumenepiskannya namun untuk menghapusnya sungguh tak mampu kulakukannya wahai embun pagiku meskipun kutahu kini engkau jauh telah lama hampa kabarmu namun aku masih seperti dulu